Tanbihul
Ghafilin (Peringatan
bagi yang lupa)
Dengan nama Allah s.w.t.
yang Maha Agung, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun dan
segala Puji-pujian serta Kebesaran yang selayak dengan Kekuasaan-Nya yang
mengandungi Keberkatan, Kelazatan, Kemanisan, Ketenangan dan Ketenteraman yang
tidaklah tersembunyi kepada orang yang pernah menyebut nama yang suci itu dan
pernah mencintai-Nya buat beberapa lama.
Sabda junjungan Agung
kita semua umat Islam Baginda Rasulullah s.a.w: (Sampaikanlah apa yang kamu dapat daripadaku walau hanya satu
ayat)
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu
Hurairah r.a. berkata: "Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah telah menjadikan rahmat dalam seratus
bahagian, maka ditahan pada-Nya yang
sembilan puluh sembilan dan diturunkan dibumi satu bahagian, maka dengan satu
bahagian itumasing-masing makhluk berkasih sayang sehingga kuda mengangkat
kakinya kerana khuatir memijak anaknya."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan berkata:
"Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah mempunyai seratus
rahmat, diturunkan kebumi hanya satu rahmat untuk penduduk dunia, maka mencukupi
hingga habis ajal mereka, dan Allah
akan mencabut rahmat itu yang satu pada hari kiamat untuk mengenapkan pada yang
sembilan puluh sembilan, untuk diberikannya kepada para wali dan ahli taat
kepada-Nya."
Abul-Laits berkata: "Rasulullah s.a.w. telah menerangkan kepada
kaum mukmin rahmat Allah s.w.t. supaya
mereka bersyurkur kepada yang telah memuliakan mereka dengan rahmat-Nya dan rahmat amal soleh, sebab siapa yang
mengharapkan rahmat Allah s.w.t. harus
beramal mengikut petunjukNya untuk mencapai rahmatNya. Allah
s.w.t. berfirman:
"Inna rahmatallahi qaribun
minal mukhsinin." Yang bermaksud: "Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat pada orang-orang
yang berbuat baik."
"Faman kana yarju liqa'a
rabbihi fal ya'mal amalan shaliha" Yang bermaksud: "Maka siapa yang mengharap mendapat rahmat dan
bertemu kepada Tuhan-Nya, maka hendaklah beramal soleh."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Ketika turun ayat: "Warahmati wasi'at kulla syai'i." Yang
bermaksud: "Rahmat-Ku meliputi segala
sesuatu.", maka iblis laknatullah menonjol-nonjolkan diri sambil
berkata: Saya termasuk dari sesuatu, tentu saya akan mendapat bahagian dari
rahmat-Nya." Demikian pula kaum Yahudi
dan Nashara (Kristien), kemudian diturunkan lanjutannya: "Fasa aktubua lilladz ina yattaquna wayu'tunazzakat
walladzina hum biayatina yuminun." Yang bermaksud: "Maka Aku tetapkan rahmat-Ku pada orang-orang yang
taqwa, jaga-jaga diri dari syirik dan mengeluarkan zakat, dan mereka percaya
pada ayat-ayat Kami."
Iblis laknatullah patah harapan untuk mendapat rahmat tetapi
Yahudi dan Nashara merasa tidak syirik dan sudah mengeluarkan zakat dan percaya
pada kitab Allah s.w.t. Kemudian turun
ayat lajutannya: "Alladzina yattabi
Uunarsulan nabiyyal ummiya." Yang bermaksud: "Ialah mereka yang mengikuti rasul nabi yang ummi
yaitu Nabi Muhammad s.a.w." Sampai disini kaum Yahudia dan Nashara
putus dari rahmat Allah s.w.t. Oleh
sebab itu maka kewajipan utama bagi tiap-tiap orang mukmin memuji syurkur kepada
Allah s.w.t. atas kurniaan nikmat iamn
yang diberikan Allah s.w.t. kepadanya,
disamping mengharapkan semoga segala dosa-dosanya diampunkan oleh Allah s.w.t.
Yahya bin Mu'adz
Arrazi dalam doanya berkata: "Ya Allah, Engkau
telah menurunkan satu rahmat dan memuliakan kami dengan rahmat beragama
Islam, apabila melengkapkan rahmat yang merata, bagaimana kami tidak akan
mengharapkan pengampunan-Mu."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Al-khudri
r.a. berkata: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Ada seorang masuk syurga tanpa amal kebaikan, hanyaketika ia akan
mati berpesan kepada keluarganya: "Jika saya meninggal bakar mayatku dan tumbuk
tulang-tulangku sampai halus kemudian abunya taburkan separuh didarat dan
separuh dilaut, maka ketika mati, dilaksanakan wasiatnya. Maka Allah menyuruh darat dan laut supaya
mengumpulkan abunya, kemudian ketika ditanya: "Mengapa kau berbuat sedemikian
itu?" Jawabnya: "Kerana takut kepadaMu
Tuhan. Maka Allah mengampunkan
baginya kerana takutnya kepada Tuhan
itu."
Abul-Laits meriwayatkan dari Athaa' dari seorang sahabat Rasulullah s.a.w. berkata: "Rasulullah s.a.w. datang kepada kami sedang
kami tertawa. Lalu Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Apakah kamu tertawa sedang api neraka menanti dibelakangmu. Demi
Allah, saya tidak senang melihat kamu
tertawa." Maka Rasulullah s.a.w. pergi
membelakangi kami, sedang kami diam, seolah-oalh ada burung diatas kepala kami,
kemudian kembali berjalan mundur kepada kami lalu bersabda: "Allah telah berfirman: "Nabbi'ibadi anni anal ghafuruuahim, wa anna
adzabi huwal adzabul aliem" Yang bermaksud: "Mengapa kau mematahkan hati hambaKu,
beritakan kepada mereka hambaKu bahawa
Aku maha mengampun dan penyayang dan siksaKu, siksa
yang sangat pedih."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr
Al-ash berkata: "Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Sesungguhnya bagi Allah
tidak ada dosa yang tidak dapat diampunkannya, ada pada ummat yang
sebelum kamu seorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang kemudian
pergi kepada pendeta dan berkata: "Saya telah membunuh sembilan puluh sembilan
jiwa, apakah ada jalan bagiku untuk bertaubat?" Jawab pendeta: "Tidak ada, sebab
perbuatanmu sudah melampaui batas." Maka segera ia berdiri dan langsung membunuh
pendeta itu sehingga genap yang dibunuh seratus orang. Kemudian pergi ke pendeta
yang lain dan berkata: "saya telah membunuh seratus orang, apakah ada jalan
bagiku untuk bertaubat?" Jawab pendeta itu: "Sebenarnya perbuatan mu sudah
melampau dan saya tidak mengetahui, hanya disana ada dua dusun, yang satu
bernama Bushro dan penduduknya orang-orang baik yang selalu mengerjakan amal
ahli syurga, sedang yang lain bernama Kafrah, penduduknya hanya berbuat derhaka
melakukan amal ahli neraka, maka bila kamu pergi ke Bushro dan mengikuti amal
perbuatan mereka, maka jangan ragu bahawa taubat mu akan diterima." Maka
pergilah ia ke Bushro, dan ketika ia ditengah jalan jatuh mati, maka
bertengkarlah Malaikat Siksa dan Malaikat Rahmat, sehingga bertanya kepada Tuhan. Maka disuruh: "Ukur saja maka kedusun
mana ia lebih dekat, masukkan ia kegolongan penduduknya." Tiba-tiba terdapat ia
lebih dekat kedusun Bushro sekadar ujung jari, maka ia tercatat dari golongan
penduduknya."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin
Mas'ud berkata: "Tiga macam yang saya berani bersumpah sedang yang keempat bila
saya bersumpah pasti benar:
-
Allah s.w.t. tidak akan memelihara seseorang didunia, kemudian diserahkan kepada lainNya dihari kiamat.
-
Allah s.w.t. tidak akan menyamakan orang yang mempunyai bahagian dalam Islam dengan yang tidak mempunyai bahagian.
-
Tidak seorang yang cinta pada suatu kaum, melainkan akan berkumpul dengan mereka pada hari kiamat.
-
Allah s.w.t. tidak menutupi hamba didunia melainkan pasti akan menutupinya diakhirat.
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Mas'ud r.a.
berkata: "Empat ayat surah Annisaa' bagi kaum muslimin lebih baik
dari dunia seisinya."
Ayatnya ialah:
-
Innallaha laa yagh firu an yusy roka bihi wayagh firu maa duna dzalika liman yasaa'u waman yusy rik billahi faqad iftara itsman adziima. Yang bermaksud: Allah tidak akan mengampuni pada orang yang syirik dan dapat mengampuni selain itu bagi siapa yang dikehendaki, dan siapa yang syirik (mempersekutukan Tuhan) maka ia telah berbuat dosa yang sangat besar.
-
Walau annahum idz dhalamu anfusahum jauka fas taghfarullaha was taghfara lahumurraluuhu lawajadullaha tawwaba rahima. Yang bermaksud: Andaikan ketika mereka berbuat zalim itu datang kepadamu (Nabi Muhammad s.a.w.), lalu minta ampun kepada Allah dan dimintakan ampun oleh Rasulullah, pasti mereka akan mendapatkan Allah itu maha pengampun lagi penyayang.
-
In taj tani bu kabaa ira maa tunhauna anhu nukaffir ankum sayyi aatikum wanud khilkum mud kholan kariima. Yang bermaksud: Jika kamu meninggalkan dosa-dosa yang besar yang telah dilarang, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosamu yang kecil-kecil dan memasukkan kamu dalam tempat yang mulia.
-
Waman ya mal suu'a au yadh lim nafsahu tsumma yas tagh firillaha yajidillaha ghafuu ra rahima. Yang bermaksud: Dan siapa berbuat kejahatan atau menganiaya diri sendiri kemudian membaca istighfar (minta ampun) kepada Allah, pasti akan mendapatkan Allah maha pengampun dan penyayang.
Jabir bin Abdillah An-Anshari r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Syafaatku
untuk orang-orang yang berdosa besar dari ummatku, siapa yang mendustakannya
tidak akan mencapainya." Jabir r.a. berkata: "Orang yang tidak berdosa besar
tidak memerlukan syafaat sebagaimana ayat ketiga diatas."
Muhammad bin Almunkadir dari Jabir r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. keluar kepada kami dan
bersabda: "Malaikat Jibril tadi datang kepadaku dan berkata: "Ya Muhammad, demi Allah yang mengutuskan mu sebagai nabi yang
besar, sesungguhnya ada seorang hamba Allah yang beribadat selama lima ratus tahun
diatas sebuah bukit yang lebar, panjangnya tiga puluh hasta kali tiga puluh
hasta dan dikelilingi oleh laut seluas empat ribu farsakh dari tiap penjuru,
disitu Allah s.w.t. mengeluarkan sumber
air yang segar selebar satu jari dari bawah bukit, juga pohon delima pada tiap
hari berbuah sebuah delima, maka bila siang hari turunlah orang itu untuk wuduk
dan memetik delima, lalu dimakannya, kemudian berdiri sembahyang dan ia minta
kepada Tuhan supaya dimatikan dalam sujud, dan supaya badannya tidak disentuh
bumi atau lain-lainnya hingga bangkit dihari kiamat sambil sujud, maka Allah s.w.t. telah menerima permintaannya,
kerana itu tiap kami naik turun dari langit selalu melaluinya ia sedang sujud.
Jibril berkata: "Kami dapat dalam ilmu, bahawa ia akan dibangkitkan pada hari
kiamat dan dihadapkan kepada Allah s.w.t.
, lalu Allah s.w.t. menyuruh:
"Masukkanlah hambaKu itu
kedalam syurga dangan rahmatKu." Maka berkata orang itu: "Dengan
amalku." Maka Allah s.w.t. menyuruh
Malaikat supaya menghitung semua amalnya dan nikmatKu iaitu nikmat melihat (penglihatan),
tiba-tiba nikmat penglihatan itu telah mengelilingi ibadatnya selama lima ratus
tahun, sedang nikmat-nikmat Allah s.w.t.
yang lain-lainnya belum. Maka Allah
s.w.t. berfirman: "Masukkan ia
kedalam neraka." dan ketika ditarik menuju keneraka, ia berkata:
"Masukkanlah aku kedalam syurga dengan rahmatMu."
Maka Allah s.w.t.
berfirman kepada Malaikat: "Kembalikanlah ia." Lalu ditanya oleh
Allah s.w.t.: "Hambaku, siapa yang menjadikan kau daripada tidak
ada?" Jawabnya: "Engkau Tuhan." Lalu dutanya: "Apakah itu kerana amalmu atau rahmatKu?" Jawabnya: "Dengan RahmatMu." Lalu ditanya: "Siapakah yang memberi kekuatan kepadamu untuk
beribadat lima ratus tahun?" jawabnya: "Engkau Tuhanku." Lalu ditanya
lagi: "Dan siapakah yang menempatkan kau
diatas bukit dan ditengah laut dan mengeluarkan air segar yang tawar dari
tengah-tengah laut yang masin getir dan menumbuhkan buah delima tiap pagi,
padahal buah itu hanya berbuah satu tahun satu kali, lalu kau minta
kepadaKu untuk mati sujud, siapakah yang berbuat itu
semua?" Jawabnya: "Engkau Tuhanku." Firman Allah s.w.t. : "Maka semua itu dengan rahmatKu." Malaikat Jibril berkata: "Segala
sesuatu terjadi dengan rahmat Allah
s.w.t.."
Alhasan r.a berkata: "Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiada berkumpul dua perasaan berharap pada
rahmat Allah dan takut dari siksa Allah dalam hati seorang mukmin ketika akan
mati melainkan pasti akan diberi oleh Allah harapannya dan dihindarkan dari
ketakutannya."
Abu Said Almaqburi dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiada seorang
diantara kamu yang dapat selamat kerana amalnya sendiri. Seorang sahabat
bertanya: "Engkau juga tidak, ya Rasulullah?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Saya juga tidak,
kecuali Allah meliputi saya dengan
rahmayNya, kerana itu sedang-sedanglah
kamu dan tetapkan segala perbuatanmu dan beramal diwaktu pagi dan petang dan
sedikirt diwaktu malam, sederhanalah supaya sampai dengan selamat."
Anas r.a. berkata: Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Permudahkanlah dan jangan mempersukar dan
gembirakan dan jangan menggusarkan."
Ibn Mas'ud r.a. berkata: "Rahmat akan melimpah-limpah pada
manusia dihari kiamat sehingga iblis laknatullah mengangkat kepalanya ingin
mendapatkannya kerana luasnya rahmat Allah dan syafa'at orang-orang yang diberikan
syafa'at oleh Allah s.w.t."
Nabi Muhammad s.a.w.
bersabda: "Pada hari kiamat akan terdengar seruan dari bawah Arsy: "Ya ummat Muhammad,
adapun dosa-dosamu terhadap Aku maka
Aku maafkan bagi kamu dan tinggal yang terjadi diantara
sesama kamu, maka maaf memaafkan diantara kamu dan masuklah kamu kesyurga dengan
rahmatKu."
Al-Fudhail bin Iyaadh berkata: "Rasa takut kepada Allah s.w.t. itu lebih baik bagi orang yang
sihat tetapi jika ia sakit dan lemah (tidak kuat beramal) maka mengharap itu
lebih baik, sebab jika sihat kuat untuk beramal taat dan meninggalkan maksiat
sebaliknya bila telah sakit atau lemah maka mengharapkan rahmat itu yang lebih
utama."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin
Alfadhel daro Ibn Abi Ruwad dari ayahnya berkata: "Allah s.w.t. menurunkan wahyu kepada nabi
Daud a.s.: "Hai Daud, gembirakan
orang-orang yang berdosa, dan peringatkan kepada orang-orang siddiq."
Maka Nabi Daud a.s bertanya:
"Bagaimana menggembirakan orang-orang yang berdosa dan mengancam orang-orang
yang siddiq?" Allah s.w.t. berfirman:
"Gembirakan orang-orang yang berdosa bahawa
tidak ada dosa yang tidak dapat Aku
ampunkan dan peringatkan pada orang siddiq supaya mereka tidak berbangga
(sombong) dengan amal perbuatan mereka
kerana bila Aku tegakkan keadilanKu dan
perhitunganKu pada seseorang pasti binasa."
Ibn Abi Ruwad dari ayahnya berkata: "Allah s.w.t berfirman: "Aku-lah
Allah yang memiliki semua raja, hati raja-raja itu semua
ditangan-Ku, maka tiap kaum yang Aku ridha.
Aku jadikan hati raja itu rahmat pada mereka dan tiap
kaum yang Aku murka, Aku jadikan
raja itu siksa bagi mereka, kerana itu kamu jangan sibuk mengutuk raja dan
taubatlah kamu kepadaKu nescaya Aku
lunakkan hati mereka kepadamu."
Al'alaa bin Abdirrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah r.a.
berkata: "Nabi Muhammad s.a.w.
bersabda: "Andaikan orang mukmin mengetahui siksa yang disediakan Allah s.w.t. nescaya tidak akan mengharapkan
syurgaNya seorang pun dan andaikata
orang kafir mengetahui kebesaran rahmat Allah
s.w.t. nescaya tidak akan merasa putus dari rahmat Allah s.w.t. seorangpun."
Abu Ya'la lhusain bin Muhammad Annaisaburi meriwayatkan dengan
sanadnya dari Ahmad bin Sahl berkata: "Saya bermimpi kelihatan Yahya bin Aktsam,
maka saya bertanya kepadanya: "Apakah tang telah kau dapat dari Tuhanmu?
jawabnya: "Saya dipanggil oleh Tuhan: "Hai
orang tua yang jahat, kau telah berbuat ini dan itu." Maka jawabku:
"Ya Tuhan, tidak sedemikian yang saya
dengar tentang Engkau." Tuhan bertanya: "Apakah yang kau dengar tentang Aku?" Jawabku: "Saya telah mendengar dari
Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Azzuhri dari Urwah dari Aisyah r.a. dari Nabi Muhammad s.a.w. dan Jibril a.s. bahawa
Engkau berfirman: " Tiada seorang muslim yang telah beruban dalam
Islam, maka saya akan menyiksanya melainkan saya malu untuk menyiksanya."
Sedang saya seorang yang telah sangat tua. Maka firman Allah s.w.t: "Benar Abdurrazzaq, dan benar Ma'mar dan benar
Azzuhri dan benar Urwah dan benar Aisyah dan benar Nabi Muhammad s.a.w. dan benar Jibril dan benar apa yang Aku firmankan itu, ya Yahya. Aku tidak
akan menyiksa orang tua yang beruban dalam Islam." kemudian saya
diperintahkan kesebelah kanan ke syurga."
Umar r.a. berkata: "Dia masuk kepada Nabi Muhammad s.a.w., tiba-tiba ia mendapati
Nabi Muhammad s.a.w. sedang menangis,
maka ditanya: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis, ya Rasulullah?" Jawab
Nabi Muhammad s.a.w.: "Saya telah
didatangai oleh malaikat Jibril a.s. dan berkata kepadaku: "Sesungguhnya Allah malu akan menyiksa seorang yang telah
beruban didalam Islam, maka bagaimana orang yang beruban tidak malu berbuat
maksiat kepada Allah s.w.t."
Abul-Laits berkata: "Kerana itu maka wajib bagi orang yang
telah tua menyedari kehormatan ini dan bersyukur kepada Allah s.w.t. dan malu kepada Allah s.w.t. dan kepada kedua malaikat yang
mencatat amalnya. Dan menghentikan segala maksiat dan selalu rajin taat kepada
Allah s.w.t. sebab tanaman itu jika
sudah dekat musim mengetam, tidak boleh ditunda-tunda dan demikian pula yang
masih muda, harus bertaqwa kepada Allah
s.w.t. dan menjauhkan dari maksiat (dosa) serta rajin kepada taat, sebab
dia tidak mengetahui bilakah tiba ajalnya, sebab bila pemuda itu rajin berbuat
taat, ia akan mendapat naungan Allah
s.w.t. pada hari kiamat dibawah arsy, sebagaimana tersebut didalam hadis
yang diceritakan kepada kami oleh Abulhasan Alqasim bin Muhammad dari Isa bin
Khosy Hafash dari Suwaid dari Malik bin Habib dari Abdurrahman bin Hafash dari
Aashim dari Abu Hurairah r.a. berkata:
"Nabi Muhammad s.a.w.
bersabda:" Tujuh macam orang yang akan dinaungi Allah pada hari kiamat pada saat tidak ada
naungan kecuali naungan Allah:
-
Imam (pemimpin yang adil).
-
Pemuda yang tumbuh dalam ibadat kepada Allah s.w.t.
-
Seorang yang hatinya tergantung pada masjid, jika keluar sehingga kembali (yakni rajin menjaga sembahyang berjama'ah).
-
Dua orang saling menyinta (Kasih sayang) kerana Allah s.w.t. baik ketika berkumpul atau berpisah.
-
Seorang yang ingat kepada Allah s.w.t. ketika bersendirian lalu mencucurkan airmata ketana takut kepada Allah s.w.t.
-
Seorang yang bersedekah dirahsiakan sehingga yang dikirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh kanannya.
-
Seorang lelaki yang dipanggil oleh wanita yang cantik untuk berzina, lalu ia berkata: "Saya takut kepada Allah azza wajalla."
No comments:
Post a Comment