Tuesday 11 October 2011

HARGA SEBUAH UMUR




Harga Sebuah Umur
12/10/2011



Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan yang menciptakan manusia dari tanah kemudian dari air mani dan yang telah menetapkan umur manusia dalam lauh Mahfuzh, maka sedikitpun tidak bisa dikurangi atau ditambah. Ia menjadikan mati dan hidup sebagai ujian supaya diketahui siapa di antara manusia yang paling baik amalnya.



Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, begitu juga kepada para shahabat, tabi'in dan para pengikut jejak beliau yang setia sampai hari akhir.



Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Tidak ada yang lebih berharga dalam kehidupan ini baik itu dunia serta isinya bila dibanding dengan taqwa, karena hanya taqwa saja yang menjadikan hidup manusia berarti. Oleh sebab itu, marilah kita tingkatkan taqwa kita dengan memperbanyak amal shaleh agar umur yang dikaruniakan Allah kepada kita lebih bermanfaat dan berharga.



Kaum muslimin yang berbahagia.
Suatu hari, di bawah terik matahari yang menyengat, dengan keringat mengalir deras, seorang ibu bergegas menuju rumah sakit. Betapa hancur perasaannya ketika ia mengetahui hasil pemeriksaan tiga anaknya yang dinyatakan positif mengidap virus HIV. Virus dari penyakit laknat yang banyak menyerang penduduk dunia akibat dari pergaulan bebas dan budaya jahili yang bertentangan dengan aturan Allah.
Betapa hati sang ibu pilu menahan sedih tak mampu berbuat apa-apa melihat anak-anaknya yang tak berdaya pelan tapi pasti bayangan maut sudah menyeringai di depan mata.
Pelan tapi pasti, detik-detik dari sisa umurnya mereka lalui dengan kepasrahan, ketundukan dan taqarrub kepada Allah, mereka lebih khusyuk dari orang lain, mereka lebih takut dari orang-orang di sekitarnya. Pelan tapi pasti maut telah menanti dengan taringnya yang menakutkan.



Kaum muslimin yang berbahagia.
Apakah kita tidak sadar kalau maut itu selalu mengintai kita setiap saat? Maut tidak pernah pilih kasih kepada siapa saja ia mesti datang. Tidak peduli ia sehat atau sakit, tidak peduli ia seorang anak, pemuda atau orang tua, kalau sudah datang ajalnya, pasti maut akan menjemput tanpa permisi lagi. Karena itulah, mari kita jadikan sisa umur kita lebih berarti. Kita jadikan sisa nafas kita ini bermanfaat bagi akhirat kita.
Kita bersyukur kepada Allah, karena sampai saat ini kita masih diberikan nikmat umur, kita sangat berterima-kasih kepada Allah karena sampai detik ini kita masih bisa menghirup udara kehidupan. Sehingga untuk mengungkapkan rasa gembira dan syukur sering diwujudkan dengan pesta ulang tahun. Namun pernahkah kita berfikir berapa persenkah dari umur kita yang bernilai dan berharga? Pernahkah kita merenung berapa persen dari usia kita yang telah kita siapkan untuk akhirat kita? Maka seorang muslim akan kembali menengok kepada tujuan asasi diciptakannya manusia. Ia akan menuju kepada orientasi hidup sebenarnya yaitu ibadah kepada Allah:




"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
Maka jelaslah, umur kita yang sebenarnya adalah: detik-detik yang kita gunakan bersujud kepada Allah, umur kita yang paling berharga adalah saat-saat yang kita habiskan di medan jihad. Umur kita yang paling bernilai adalah saat-saat bersama Al-Qur'an, saat-saat bersama majlis-majlis zikir dan ilmu.
Oleh sebab itu, marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri berapa persenkah umur kita yang berharga? Berapa persenkah dari umur kita yang kita siapkan untuk ibadah?
Sebab banyak orang yang berumur panjang namun umurnya tidak berharga sama sekali. Hidup mereka hanya untuk makan dan memuaskan hawa nafsunya. Hidup mereka hanya untuk berfoya-foya, hidup mereka hanya untuk dunia.
Akhirnya kelak di hari kiamat tiada yang tinggal pada mereka kecuali penyesalan dan kerugian, seperti yang digambarkan oleh Al-Quran surat Fathir ayat 37:




"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan." Dan apakah Kami tidak memanjangkan umur kalian dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kalian pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolongpun."




Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Seorang mu'min tidaklah patut tertipu dengan usianya yang masih muda atau terlena dengan kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Sehingga ia mengulur-ulur waktu atau bahkan lupa untuk beribadah. Karena walau bagaimanapun panjang umurnya, namun yang akan bermanfaat di akherat adalah masa-masa yang ia gunakan untuk beribadah kepada Allah. Sedang yang lainnya akan hilang seperti debu di atas bacu licin yang tersiram hujan hilang tak berbekas.
Akhirnya marilah kita renungi firman Allah :




"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling menasehati dengan kebaikan dan saling menasehati dengan kesabaran." (Q.S. Al-Ashr:1-3).




Kaum muslimin yang berbahagia.
Kita sebagai orang yang beriman tidak patut lalai dari beribadah kepada Allah sebelum kita dijemput oleh maut yang selalu mengintai setiap saat, karena hanya dengan ibadah itu saja hidup kita ini bisa bernilai, dan bisa menyelamatkan kita pada hari kiamat.
Umur panjang belum tentu lebih baik dari umur pendek. Tapi sebaik-baik umur adalah umur yang panjang digunakan untuk beramal shaleh yang banyak. Dan sejelek-jelek umur adalah yang pendek dan semuanya digunakan untuk kejelelekan. (Basuki Rahmat).



Oleh:
Al-Islam, Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia





No comments:

Post a Comment