Alah, kalau datang
godaan sekuat mana pun, andai benteng pertahanan diri kuat dan kukuh, tak akan
berlaku apa-apa. Mari kita renung sebentar, dari perspektif daya tahan diri,
apakah pernikahan itu suatu keperluan diri?
Kalau sebelum ini kita membicarakan tentang serangan dan
suasana yang buruk dalam persekitaran kita, sekarang kita akan melihat pula
kepada aspek dalaman diri kita sendiri. Tak dinafikan, andaikata seseorang itu
kukuh dan kuat dalam menghadapi ujian dan cubaan, sudah pastilah sekuat mana pun
cubaan yang datang dapat ditangkisnya dengan baik dan tepat.
Malangnya, tak ramai yang betul-betul mempunyai kekuatan seperti itu, kekuatan yang menyababkan dirinya tetap tegar dalam arus kuat yang mengajak manusia meninggalkan kebaikan dan melakukan kemaksiatan. Kekuatan yang hanya dapat dibina daripada latihan dan pengarahan yang jelas daripada pihak yang menjalankan tugas mendidik yaitu ibubapa.
Diceritakan di dalam cerita mengenai seorang pemuda pada
zaman pemerintahan Saidina Umar RA, seorang pemuda kacak yang selalu ke masjid
dituduh memasuki sebuah rumah yang dihuni seorang wanita muda yang amat cantik
lalu menggoda wanita tersebut untuk melakukan zina. Apabila diadili oleh saidina
Umar, rupa-rupanya wanita tersebut yang tertarik terhadap pemuda itu lalu
berpakat dengan seorang nenek untuk menggoda lelaki tersebut. Nenek itu meminta
pertolongan dari lelaki tadi untuk memerahkan susu domba yang dimilikinya.
Lelaki itu bersetuju. Setelah ikut masuk ke rumah nenek tersebut, nenek itu
menyuruh duduk sebentar sementara dia pergi mengambil domba itu. Lalu masuklah
wanita muda tadi lantas terus menggoda lelaki itu untuk melakukan
zina.
Lelaki itu meminggirkan diri dan menolak
sekeras-kerasnya. Setelah meyakini bahawa keinginannya tidak akan terpenuhi,
maka wanita itu menjerit meminta tolong dari orang ramai dengan menuduh lelaki
itu yang menceroboh rumahnya dan menggodanya. Setelah mendengarkan alasan lelaki
itu, Umar terus memanggil semua wanita tua di sekitar itu sehinggalah bertemu
dengan wanita yang dimaksudkan tadi. Disebabkan ketakutan berhadapan dengan
saidina Umar, nenek itu pun mengaku akan perbuatannya.
Nabi Yusuf adalah seorang yang sangat kacak.. Suatu hari
dia dipanggil oleh isteri tuannya, Zulaikha, masuk ke satu bilik. Di dalam bilik
itu tiada seorang pun kecuali mereka berdua. Terjadilah kisah diantara mereka
berdua seperti yang diceritakan oleh Allah SWT dalam ayat berikut,
“Dan wanita
(Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke
sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah
memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan
beruntung.” (Yusuf:23)
“Sesungguhnya
wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf
pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat
tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang
terpilih.” (Yusuf:24)
“Dan keduanya
berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari
belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu.
Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat
serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang
pedih?"(Yusuf:25)
“Yusuf berkata:
"Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang saksi dari
keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju gamisnya koyak di muka,
maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang
dusta.”(Yusuf:26)
“Dan jika baju
gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk
orang-orang yang benar.” (Yusuf:27)
“Maka tatkala suami
wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia:
“Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu
daya kamu adalah besar.”(Yusuf:28)
Allah SWT memberi tahu kita bahawa di dalam diri Nabi
Yusuf AS sebenarnya telah timbul keinginan untuk melakukan perbuatan zina dengan
Zulaikha. Akan tetapi keimanannya kepada Allah SWT telah menyelamatkan diri Nabi
yusuf dari perbuatan yang keji lagi hina. Bertapa kuat dan kukuhnya iman Nabi
Yusuf tatkala digoda oleh Zulaikha, seorang wanita bangsawan yang sangat
cantik.
Seandainya kita berada di dalam posisi sang pemuda di
zaman Umar itu ataupun di dalam posisi Nabi Yusuf AS apakah kita mampu berbuat
seperti yang dilakukannya?. Dan apakah situasi tersebut mustahil untuk berlaku
pada zaman kita?.Terlalu ramai wanita murahan yang tak malu-malu mengorat si
jejaka, bahkan bukan sedikit di kalangan mahasiswa yang berzina. Semua itu
terlalu mudah untuk berlaku, sedangkan pendinding diri kita masih lagi terlalu
lemah. Lantas apakah lagi alasan saya untuk mengatakan berkahwin itu belum
menjadi keperluan saya?
No comments:
Post a Comment